9 Cara Khusyuk dengan Al Qur'an



Kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an

Bermakna suatu penjelasan tentang Adab Mengemban al-Qur’an. Kitab ini merupakan kitab yang membahas perkara-perkara yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap umat Islam.

Kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab kita dalan menjalin interaksi dengan kitab suci Al-Qur’an al Karim.

Kitab ini merupakan salah satu karya dari Imam Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, yang masyhur dengan sebutan Imam An-Nawawi.

Secara garis besar, kitab ini menjelaskan bagaimana cara kita memuliakan Al-Qur’an.

Di dalamnya membahas beberapa tema, seperti

1. keutamaan membaca dan mengkaji Al Qur’an
2. kelebihan orang yang membaca Al Qur’an, menghormati, dan memuliakan golongan Al Qur’an.

Selain itu, kitab ini juga memuat panduan mengajar dan belajar Al Qur’an, panduan menghafal Al Qur’an, adab dan etika membaca Al Qur’an, adab berinteraksi dengan Al Qur’an, dan lain-lain.

Perlu diingat bahwasannya dalam madzhab yang shahih, para ulama mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an adalah lebih utama dari membaca tasbih dan tahlil serta dzikir-dzikir lainnya. Banyak dalil kuat yang mendukung hal itu, Wallahua’lam.

Di dalam kitab ini, juga menjelaskan beberapa adab dalam menghafalkan Al-Qur’an, di antaranya: 

1. Berada dalam keadaan paling sempurna dan perilaku paling mulia,

2. Hendaklah dia menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang dilarang Al-Qur’an

3. Terpelihara dari pekerjaan yang rendah (tercela)

4. Berjiwa mulia,

5. Lebih tinggi derajatnya dari para penguasa yang sombong dan pencinta dunia yang jahat,

6. Merendahkan diri kepada orang-orang sholeh dan ahli kebaikan, serta kaum miskin

7 Hendaklah dia seorang yang khusyuk memiliki ketenangan dan wibawa.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, Nabi Muhammad saw bersabda: 

“Hendaklah penghafal Al-Qur’an menghidupkan malamnya dengan membaca Al-Qur’an ketika orang lain sedang tidur dan siang harinya ketika orang lain sedang berbuka. Hendaklah dia bersedih ketika orang lain bergembira dan menangis ketika orang lain tertawa, berdiam diri ketika orang lain bercakap dan menunjukkan kekhusyukkan ketika orang lain membanggakan diri.”[i]

9 Cara mengagungkan dan membaca Al-Qur’an dengan sebenar- benarnya dan sebaik-baiknya dan bersikap khusyuk ketika membacanya

1. Memperhatikan makhraj huruf-hurufnya dengan tepat,
2. Membelanya dari penakwilan orang- orang yang menyelewengkannya dan gangguan orang-orang yang melampaui batas,
3. Membenarkan isinya,
4. Menjalankan hukum-hukumnya,
5. Memahami ilmu-ilmu dan perumpamaan-perumpamaannya,
6. Memperhatikan nasihat-nasihatnya,
7. Memikirkan keajaiban-keajaiban dan mengamalkan ayat- ayatnya yang muhkam (jelas) dan menerima ayat-ayatnya yang mutasyabih (samar),
8. Mencari keumuman dan kekhususan, nasikh dan mansukh-nya,
9. Menyebarkan keumuman dan kekhususan ilmu-ilmunya.
dan lain sebagainya.

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan adalah memuliakan Al-Qur’an dari hal-hal yang terkadang terabaikan oleh sebagian orang ketika membaca bersama-sama.

6 Hal yang perlu dihindari ketika sedang membaca Al-Qur’an,  antara lain:

1. Tertawa terbahak-bahak
2. Berbuat bising
3. Tangannya bermain-main
4. Bercakap-cakap ketika membaca Al-Qur’an
5. Memandang kepada sesuatu yang dapat melalaikan dan melencengkan pikiran dan tumpuan.
6. Memandang sesuatu yang tidak boleh dipandang,
 contohnya seperti memandang lelaki Imrod (yang mulus wajahnya dan tampan atau yang perumpamaan lainnya).

Karena memandang kepada laki-laki Imrod tanpa keperluan adalah haram, sama saja dengan syahwat ataupun tanpa syahwat, sama saja aman dari fitnah atau tidak aman. Ini adalah madzhab yang shahih dan terpilih di kalangan ulama. Imam Asy- Syafi’i dan para ulama yang tidak sedikit jumlahnya telah menyebutkan pengharamannya.

6 hal yang telah disebutkan tadi merupakan perbuatan yang paling buruk jika dilakukan pada saat membaca Al-Qur’an.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, dari Rasulullah, Allah SWT berfirman: “Siapa yang sibuk membaca Al-Quran dan berdzikir kepada-Ku sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku maka akan Kuberikan sebaik-baik apa yang Kuberikan kepada orang yang meminta! Sedangkan keutamaan firman Allah di antara seluruh perkataan seperti keutamaan Allah atas seluruh ciptaan-Nya”.[ii]

Perlu diketahui bahwa orang yang telah selesai menghafalkan Al-Qur’an sebutannya adalah Al-Hamil bukan Al-Hafidz, karena Al-Hafidz itu adalah untuk sebutan orang telah menghafalkan 100.000 hadits.

Adapun fadhilah menghafalkan Al-Qur’an adalah akan dikenakannya mahkota kepada kedua orang tuanya.

Diriwayatkan dari Muadz bin AnasRodliallahu Anhu ia berkata bahwa Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Siapa yang menghafalkankan Al-Quran dan mengamalkan isinya, ia akan mengenakan mahkota kepada kedua orang tuanya pada Hari Kiamat, yang cahayanya lebih baik daripada cahaya mentari yang menerpa rumah-rumah dunia”.[iv]

Referensi :

Almunawwir.com

[i] Riwayat bukhori, muslim dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an. hal.13

[ii] Riwayat Tirmidzi yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, dari Rasulullah dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an. hal.14

[iii] Riwayat Abu Daud dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an. hal.16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar